Ini 5 tips belajar dari rumah didampingi siswa tunarungu

Demi kelancaran belajar dari rumah (BDR), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan tips yang bisa digunakan guru dan orang tua untuk penyandang tunarungu atau tunarungu.

Pada Kamis (5/11/2020), Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Dit PMPK) menyatakan melalui akun Instagram resminya bahwa siswa tunarungu (PDPDR) umumnya mengalami kesulitan komunikasi.

“Pada umumnya PDPDR atau siswa tunarungu terbatas berkomunikasi karena kesalahpahaman lingkungan budaya tunarungu dan pengguna bahasa isyarat,”

tulis direktorat PMPK.

Baca Juga: Tips Pelaksanaan BDR Disabilitas Fisik dan Visual dari Kemendikbud

Pasalnya, BDR merupakan pembelajaran alternatif yang bisa dilakukan di masa pandemi Covid-19 untuk mencegah penularan virus.

Dengan perubahan metode pembelajaran tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat PMPK juga telah menyusun pedoman untuk mengakomodasi kondisi dan kebutuhan pembelajaran serta berbagai disabilitas baik di Satuan Pendidikan Luar Biasa maupun Lembaga Pendidikan Inklusif (SPPI).

PMPK memberikan empat tips ketika PDPDR melakukan BDR seperti yang dijelaskan di bawah ini.

Dapatkan informasi, inspirasi, dan wawasan ke dalam email Anda.
email pendaftaran

  1. Akses untuk melihat wajah pendamping

Bagi mahasiswa dan asistennya yang duduk bersebelahan di depan laptop atau monitor perangkat, direktorat PMPK merekomendasikan untuk menjaga akses agar mahasiswa dapat melihat dengan jelas wajah petugas saat berbicara.

“Pastikan mahasiswa dapat melihat wajah pendamping saat berbicara sehingga dapat dengan mudah membaca gerak bibir atau ucapan,” jelas Direktorat PMPK.

  1. Membawa guru dan asisten

Saat menjelaskan materi atau mendorong komunikasi, guru dan asisten harus berbicara dengan ucapan dan intonasi yang jelas serta menggunakan langkah yang tidak terlalu cepat.

“Menyajikan informasi dan menggunakan kalimat yang jelas dengan asosiasi yang jelas, sesuatu yang sudah diketahui dan dikenali mahasiswa,” imbuh direktorat PMPK.

Cobalah untuk memberikan lebih banyak waktu bagi siswa untuk memahami topik yang disajikan.

Kemudian secara sistematis memeriksa bahwa siswa telah memahami isi, istilah dan definisi kunci dari materi.

  1. Gunakan alat

Selain itu, Dit PMPK merekomendasikan penggunaan alat bantu dengar bagi siswa tunarungu yang masih memiliki sisa pendengaran.

Sekolah juga dapat menggunakan media yang berbeda sebagai stimulus (tulisan, gambar, suara dan sentuhan) ketika menyajikan konten baru kepada siswa sebagai alat.

  1. Pembelajaran Interaktif

Untuk PDPDR, sekolah yang memiliki peralatan dan kemampuan teknologi untuk mendukung fasilitas visual berupa virtual, gambar video, atau teks dapat menggunakan telekonferensi atau Learning Management System (LMS).

Baca Juga: Kisah Inspiratif Surya Sahetapy, Belajar Membangun Indonesia Inklusif ke Amerika

Tujuannya adalah untuk membuat pembelajaran menjadi interaktif.

Guru juga dapat menggunakan Pembelajaran dengan versi teks yang diedit, diringkas, dan disederhanakan untuk siswa.

Juga, gunakan banyak contoh sehari-hari, gambar, eksperimen yang dapat dikaitkan dengan hal-hal yang sudah diketahui siswa.

Tetapkan dan atur tugas-tugas kecil untuk memindahkan tugas dari mudah ke sulit dan kembali ke mudah.

  1. Peran orang tua

Selain sekolah, Dit PMPK mengatakan keluarga juga berperan sangat penting dalam menyukseskan proses BDR di masa pandemi Covid-19.

Pada Sabtu (11/7/2020), Dit PMPK menyatakan bahwa orang tua dan wali siswa memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memfasilitasi pembelajaran BDR bagi penyandang disabilitas tunarungu.

LIHAT JUGA :

indonesiahm2021.id
unesa.id
unimedia.ac.id
politeknikimigrasi.ac.id
stikessarimulia.ac.id
ptsemenkupang.co.id